1. Abraham Lincoln
Abraham lincoln lahir di kentucky AS, dimana ayahnya bekerja sebagai tukang kayu. Lincoln
kehilangan ibunya sejak ia masih kecil. Ayahnya kemudian menikah lagi.
Namun Lincoln dan saudarinya sangat mencintai ibu tirinya itu.
Lincoln tidak mengikuti pendidikan seperti pada umumnya, namun ia giat
belajar membaca dan menulis sampai berhasil menjadi seorang pengacara.
Meskipun kadang-kadang dia dianggap sebagai seorang ‘homo’ oleh para
tetangga karena tingkah dan cara berpakaiannya, namun ia cukup supel
kepada warga sekitar. Ini semata-mata karena ia memiliki rasa humor yang
menonjol dan selalu membuat orang lain gembira. Cinta pertamanya jatuh
pada seorang wanita bernama Anne Rutledge, anak tetangga pemilik losmen
di mana ia tinggal. Ayah Anne-lah yang menyarankan agar Lincoln terjun
ke dunia politik.
Diawal karir, Lincoln terpilih menjadi
anggota DPRD di daerah Illinois pada tahun 1834. Yang kemudian ia
terpilih kembali pada tahun 1838 dan 1840. Pada tahun 1846 Lincoln
terpilih menjadi anggota kongres. Namun keanggotaannya tidak
diperpanjang karena ia mengusulkan undang-undang untuk mengakhiri
perbudakan di distrik Columbia.
Pada bulan Mei 1860, ia terpilih menjadi
calon presiden dari Partai Republik, setelah sebelumnya ia kalah dari
Sthepen Douglas. Sementara itu Partai Demokrat menyerangnya
habis-habisan dengan menyebutnya 'pengacara kacangan' 'tak becus
berbahasa Inggris' dan sebagainya.
Segera setelah Lincoln terpilih sebagai Presiden, wilayah Selatan mundur
dari federasi. Pada 12 April 1861, wilayah Selatan menyerang wilayah
Utara di kota Fort Sunter. Perang Sipil atau 'Perang antara
negara-negara bagian federasi' telah dimulai.
November 1863, pada pertempuran Gettysburg, Lincoln menyampaikan
pidatonya yang menjadi dasar dari berdirinya Amerika Serikat. Isi pidato
tersebut adalah kesamaan hak dan derajat setiap manusia. “…lahir
sebuah bangsa baru, yang didirikan berdasarkan kebebasan yang
menjunjung tinggi pengakuan bahwa semua manusia diciptakan sederajat.”
Lincoln meninggal pada saat menyaksikan teater bersama istrinya. Ia ditembak oleh John Wilkes Booth.
2. Adolf Hitler
Adolf Hitler lahir pada tahun 1889 di Braunau Austria. Sebagai remaja dia merupakan seorang seniman gagal yang kapiran dan
kadang-kadang dalam usia mudanya dia menjadi seorang nasionalis Jerman
yang fanatik. Di masa Perang Dunia ke-I, dia masuk Angkatan Bersenjata
Jerman, terluka dan peroleh dua medali untuk keberaniannya.
Tahun 1919, Hitler bergabung dengan partai kecil berhaluan kanan di
Munich, yang sesegera mungkin mengganti namanya menjadi Partai Buruh
Nasionalis yang disingkat Nazi. Dalam tempo dua tahun, Hitler menanjak
menjadi pemimpin tanpa saingan yang dalam Jerman disebut "Fuehrer". Pada
tahun 1923, Hitler melakukan percobaan kup yang akhirnya berbuntut
kegagalan. Kup ini terkenal dengan sebutan “The
Munich Beer Hall Putsch.” Hitler ditangkap dan dituduh menjadi
pengkhianat. Ia dipenjara namun dikeluarkan kembali setelah kurang dari
satu tahun mendekam.
Pada tahun 1933, Hitler menjadi Kanselir Jerman.
Dengan jabatan tersebut, Hitler dengan cepat membentuk kediktatoran
dengan menggunakan aparat-aparat pemerintah melabrak semua golongan
oposisi. Banyak lawan politik yang tak segan-segan dihajar di tempat
bahkan dibunuh seketika.
Pada tahun 1945, Hitler memutskan untuk mengakhiri
hidupnya. Ia bunuh diri di Berlin pada tanggal 30 April 1945. Nazi
menyerah seminggu setelahnya
3. Ir. Soekarno
Siapa
yang tidak mengenal Soekarno? Bapak pendiri bangsa ini lahir di Blitar,
Jawa Timur 6 Juni 1901. Ayahnya bernama Sokemi Sosrodiharjo dan ibunya
Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya beliau memiliki tiga orang istri.
Pada 4
Juli 1927 beliau mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan
ajaran marhaenisme-nya dengan tujuan Indonesia merdeka. Yang berakibat
dijebloskannya beliau ke penjar sukamiskin oleh Belanda pada 29 Desember
1929. Beliau disidangkan setelah delapan bulan mendekam di penjara.
Pembelaannya yang berjudul Indonesia menggugat, menunjukkan kemurtadan
Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju ini. Hal ini membuat Belanda
bertambah marah sehingga pada Juli 1930 PNI dibubarkan. Pada tahun 1931,
beliau beliau bergabung dengan Partindo sekaligus memimpinnya.
Akibatnya beliau ditangkap kembali oleh Belanda dan dibuang ke Ende,
Flores pada tahun 1933.
Setelah
melalui perjuangan yang cukup panjang, Beliau bersama dengan Bung Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Pada 1 Juni
1945, beliau mengemukakan gagasan yang menjadi dasar negara yang
kemudian disebut Pancasila. Pada 18 Agustus 1945, beliau terpilih secara
aklamasi sebagai presiden pertama Indonesia.
Pada 16
Juni 1970, beliau masuk Rumah Sakit Gatot Subroto karena penyakit ginjal
yang dideritanya. Beliau meninggal pada 21 Juni 1970.
4. Saloth Sar "Pol Pot"
Lahir pada tahun 1928 di Prek
Sbauv, Indochina Perancis (Sekarang Kompong Tong, Kamboja). Pada 1949 ia
memenangkan beasiswa untuk mempelajari teknik radio di Paris. Dalam
masa itu, ia menjadi komunis dan bergabung dengan Partai Komunis
Perancis. Pada 1953, Pol pot kembali ke Kamboja dimana pemberontakan
komunis terhadap perancis sedang berlangsung. Setahun setelahnya,
Perancis meninggalkan Indochina yang kemudian disusul dengan aksi Raja
Norodom Sihanouk yang mengadakan pemilu dan mendirikan partai politik.
Saat komunis diusir dari oleh Raja Norodom Sihanouk, Pol pot lari ke
persembunyian dan melatih anggota yang direkrutnya.
Pada awal 1976 pihak Khmer Merah menahan
Sihanouk dalam tahanan rumah. Pemerintah yang ada saat itu segera
diganti dan Pangeran Sihanouk dilepas dari jabatannya sebagai kepala
negara. Kamboja menjadi sebuah republik komunis dengan nama "Kamboja
Demokratis" (Democratic Kampuchea) dan Khieu Samphan menjadi
presiden pertama. Pada 13 Mei 1976 Pol Pot dilantik sebagai Perdana
Menteri Kamboja dan mulai menerapkan perubahan sosialis
terhadap negara tersebut. Pengeboman yang dilakukan pihak AS telah
mengakibatkan wilayah pedesaan ditinggalkan dan kota-kota sesak diisi
rakyat (Populasi Phnom Penh bertambah sekitar 1 juta jiwa dibandingkan
dengan sebelum 1976).
Pada akhir 1978, Vietnam menginvasi
Kamboja. Pasukan Kamboja dikalahkan dengan mudah, dan Pol Pot lari ke
perbatasan Thailand. Pada Januari 1979,
Vietnam membentuk pemerintah boneka di bawah Heng Samrin, yang terdiri
dari anggota Khmer Merah yang sebelumnya melarikan diri ke Vietnam untuk
menghindari penmbasmian yang terjadi sebelumnya pada 1954.
Banyak anggota Khmer Merah di Kamboja sebelah timur yang pindah ke
pihak Vietnam karena takut dituduh berkolaborasi. Pol Pot berhasil
mempertahankan jumlah pengikut yang cukup untuk tetap bertempur di
wilayah-wilayah yang kecil di sebelah barat Kamboja. Pada saat itu,
Tiongkok, yang sebelumnya mendukung Pol Pot, menyerang, dan menyebabkan
Perang Tiongkok-Vietnam yang tidak berlangsung lama.
5. Fidel Castro
Fidel Alejandro Castro Ruz (lahir 13 Agustus 1926) adalah Presiden
Kuba sejak 1976 hingga 2008. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Perdana
Menteri atas penunjukannya pada Februari 1959 setelah tampil sebagai
komandan revolusi yang gagal Presiden Dewan Negara merangkap jabatan
sebagai Dewan Menteri Fulgencio Batista pada tahun 1976. Castro tampil
sebagai sekretaris pertama Partai Komunis Kuba (Communist Party of Cuba)
pada tahun 1965 dan mentransformasikan Kuba ke dalam republik sosialis
satu-partai. Setelah tampil sebagai presiden, ia tampil sebagai komandan
Militer Kuba. Pada 31 Juli 2006, Castro menyerahkan jabatan
kepresidenannya kepada adiknya, Raúl untuk beberapa waktu.
Pada tahun 1947, ia ikut dalam upaya kudeta diktator Republik Dominika Rafael Trujillo dan lari ke New York (Amerika Serikat) karena adanya ancaman akan dihabisi lawan politiknya. Setelah meraih doktor di bidang hukum pada 1950, ia memprotes dan memimpin gerakan bawah tanah anti-pemerintah atas pengambil-alihan kekuasaan lewat kudeta oleh Fulgencio Batista pada 1952. Tahun 1953, ia memimpin serangan ke barak militer Moncada Santiago de Cuba, namun gagal. Sebanyak 69 orang dari 111 orang yang ambil bagian dalam serbuan itu tewas dan ia dipenjara selama 15 tahun.
Pada tahun 1947, ia ikut dalam upaya kudeta diktator Republik Dominika Rafael Trujillo dan lari ke New York (Amerika Serikat) karena adanya ancaman akan dihabisi lawan politiknya. Setelah meraih doktor di bidang hukum pada 1950, ia memprotes dan memimpin gerakan bawah tanah anti-pemerintah atas pengambil-alihan kekuasaan lewat kudeta oleh Fulgencio Batista pada 1952. Tahun 1953, ia memimpin serangan ke barak militer Moncada Santiago de Cuba, namun gagal. Sebanyak 69 orang dari 111 orang yang ambil bagian dalam serbuan itu tewas dan ia dipenjara selama 15 tahun.
Di luar Kuba, Castro mulai menggalang kekuatan untuk melawan dominasi
Amerika Serikat dan bekas negara Uni Soviet. Setelah runtuhnya Uni
Soviet pada tahun 1991, cita-cita dan impiannya mulai diwujudkan dengan
bertemu Hugo Chávez di Venezuela dan Evo Morales dari Bolivia.
Menjelang hari ulang tahunnya ke-80 yang jatuh pada 13 Agustus 2006, ia
menyerahkan tampuk kepemimpinannya untuk sementara waktu kepada adiknya.
Praktis, Raúl merangkap jabatan, yakni sebagai Presiden Kuba dan
Menteri Pertahanan Kuba. Penyerahan kekuasaan ini merupakan pertama kali
sejak ia memerintah Kuba pada 1959. Setelah pembedahan organ pencernaan pada tahun 2006, dia menyerahkan
kekuasaan hari kepada saudara, Raul. Dia kemudian hanya beberapa kali
muncul dalam rekaman sebelum menyatakan diri mundur pada tahun 2008.
6. George Washington
George
Washington adalah Presiden Amerika Serikat yang pertama. Ia lahir pada
22 Februari 1732 dan meninggal pada 14 Desember 1799. Mulanya ia adalah
seorang mantri ukur. Ia lalu masuk militer pada usia 21 tahun, dan
diangkat menjadi Letnan Kolonel saat mengikuti wajib militer oleh
Gubernur Negara bagian Virginia. George Washington merupakan anggota
perkumpulan rahasia Freemansonry.
Ketika berumur 33 tahun, ia memilih untuk memihak
rakyat negara bagian Virginia yang memberontak melawan orang-orang
Inggris yang mengeluarkan undang - undang yang tidak adil menurut
perdapat rakyat Virginia. Pada tahun 1775 ia diangkat menjadi panglima tertinggi oleh Kongres Kontinental.
Pada 1776, revolusi amerika pecah dan Kongres
Kontinental mendeklarasikan kemerdekaan dan memisahkan diri dari
Kerajaan Inggris. Kepemimpinan George Washington berkontribusi banyak
bagi Amerika dalam memperjuangkan kemerdekaannya. Pada tahun 1783,
Inggris mengakui kemerdekaan Amerika Serikat dan George keluar dari
militer. Empat tahun kemudian pada 1787, ia diangkat menjadi Ketua
Konvensi konstitusional.
Pada tahun 1789 setelah Konstitusi disahkan, ia
dipilih dengan suara bulat menjadi Presiden Amerika yang pertama. Ia
menjalankan dua masa jabatan dari tahun 1789 hingga tahun 1797,
didampingi oleh John Adams sebagai wakil presiden.
7. Kaisar hirohito
Hirohito dilahirkan di Puri Aoyama pada tanggal 29
April 1901. Anak pertama dari Kaisar Yoshihito dan Ratu Sadako. Masa
kekuasaannya dikenal dengan Era Showa yang berarti damai. Namun dalam
masa kekuasaannya, Jepang berperang dengan RRC dan berpartisipasi dalam
Perang Dunia II. Di Indonesia, kaisar ini dikenal dengan sebutan Tenno Heika yang berarti "Yang Mulia Kaisar".
Sang kaisar mengeyam pendidikan di Gakushuin
Peer's School dari April 1908 hingga April 1914, kemudian melanjutkan
pendidikan khusus putra mahkota di Istana Akasaka dari tahun 1914 hingga
1921. Ia dinobatkan menjadi kaisar pada tanggal 25 Desember 1926
setelah
ayahnya Kaisar Taisho meninggal, dilantik secara resmi 10 November,
1928, di Kyoto.
Kaisar Hirohito meninggal pada tanggal 7
Januari 1989 akibat penyakit kanker usus dua belas jari (duodenum) yang
dideritanya. Kedudukannya digantikan oleh Putra Mahkota Akihito.
8. Mahmoud Ahmadinejad
Mahmoud Ahmadinejad lahir pada tanggal 28 Oktober 1956, adalah Presiden
Iran yang keenam. Jabatan kepresidenannya dimulai pada 3 Agustus 2005.
Ia pernah menjabat
walikota Teheran dari 3 Mei 2003 hingga 28 Juni 2005 waktu ia terpilih
sebagai presiden.
Jabatan kepresidenannya dimulai pada 3 Agustus 2005. Ia pernah menjabat
walikota Teheran dari 3 Mei 2003 hingga 28 Juni 2005 waktu ia terpilih
sebagai presiden. Dia lulus dari Universitas Sains dan Teknologi Iran (IUST) dengan gelar
doktor dalam bidang teknik dan perencanaan lalu lintas dan transportasi.
Pada masa Perang Iran-Irak, Ahmedinejad bergabung dengan Korps Pengawal
Revolusi Islam pada tahun 1986. Dia terlibat dalam misi-misi di Kirkuk,
Irak. Dia kemudian menjadi insinyur kepala pasukan keenam Korps dan
kepala staf Korps di sebelah barat Iran.
bagus bgt,, lumayan bwt tambah pngetahuan
BalasHapustrimakasih ...(^_^)
BalasHapus